Puisi Wajah, Semut dan Angin

W A J A H


Tiba-tiba pias merimbun duka

saat renjana melukis luka mendera

Di ujung langit terdengar rintih sendu para dewa

kenapa juga tak kau baca guritan masa

Dalam sunyi, nyanyimu sepi tak berdamba

membuhul jiwa rapuh melara


S. E. M. U. T


Perjalanan sunyi menggayut

rembulan pekat berkabut

Kenapa aku tak jua mampu beringsut

untuh mentasbih kerinduan yang kusut

Hingga sepi tak harus berlanjut

langkah diri menggerumut

Bak duka yang melaut


A N G I N


Dari musim hingga melesak musim

Hanya sunyi menyanyi rindu

seperti malam, rembulan sembunyi dalam requim

seperti dingin rerasa menitah kelu

Berlarilah hari dalam buaian waktu

selalu saja tak kusangkal kelam

Dibuhul kelam hasrat membatu

di bibir malam sepi menikam



Diambil dari ;Kumpulan puisi kamar
Karya : Nongka Marahim

Image : Pixabay, Pixhere
Suara Tokoh21
Suara Tokoh Updated at: 6:25 AM
Puisi Wajah, Semut dan Angin | Suara Tokoh | 5