Dia adalah sahabat karib Junayd. Dalam fiqih, dia mengikuti Dawud dan dia sangat alim dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tafsir dan bacaan Al-Qur’an. Dia termasyhur dengan ketinggian keadaan (hal) nya dan kemulyaan maqamnya, dan dengan perjalanan-perjalanan hidupnya dalam melepaskan diri dari dunia (tajrid), serta dengan kezuhudan-kezuhudannya. Sampai menjelang akhir hidupnya dia menyembunyikan dirinya di antara orang-orang kaya dan memperoleh kepercayaan khalifah, tetapi yang demikian merupakan kesempurnaan tingkat ruhaninya, sehingga dengan demikian dia tidak tertabiri dari Tuhan. Oleh sebab itu Junayd berkata ; “Kami adalah ahli-ahli ibadah yang berurusan (dalam dunia), dan Ruwaym adalah orang yang berurusan (dengan dunia) yang berbakti (kepada Tuhan).” Dia menulis beberapa karya tentang tasawuf, satu di antaranya yang berjudul Ghalath Al-wajidin, patut disebutkan secara khusus. Aku sangat menyukainya.
Suatu hari, dia bertanya, “Bagaimana keadaanmu?” Dia menjawab ; “Bagaimana dia yang agamanya adalah hawa nafsu dan yang pikirannya (tertuju kepada) urusan-urusan duniawinya, yang bukan orang yang bertakwa kepada Tuhan, juga bukan seorang ahli ma’rifat dan juga bukan salah seorang pilihan Tuhan?” ini menunjuk kepada kerusakan-kerusakan jiwa yang tunduk kepada hawa nafsu dan yang menganggap bahwa hawa nafsu sebagai agamanya. Orang-orang yang menuruti hawa nafsunya memandang orang yang menuruti kecenderungan-kecenderungan sebagai saleh, meskipun dia seorang ahli bid’ah dan memandang orang yang menentang keinginan-keinginan mereka sebagai tidak beragama, meskipun dia seorang yang taqwa. Ini adalah penyakit yang merajalela pada zaman sekarang. Semoga Tuhan menyelamatkan kita dari bergaul dengan orang-orang semacam itu! Ruwaym dengan tegas memberikan jawaban ini berkenaan dengan keadaan bathin orang yang bertanya, yang benar-benar telah didiagnosisnya, atau mungkin saja Tuhan untuk sementara waktu telah menghendakinya jatuh ke dalam keadaan itu, dan dia menggambarkan dirinya sebagaimana adanya pada saat itu.
Dikutip dari Kasyful Mahjub "Al-Hujwiry"