Masih soal anggaran DKI yang lagi ramai dibicarakan. Ini lantaran nilai anggaran yang sangat fantastis dan tidak masuk akal, terkait pembelian ATK (Alat Tulis Kantor) khususnya item Lem Aica Aibon dan Ballpoint yang nilainya mencapai nilai 200 milyar. Angka yang sangat woow. Seperti biasanya gubernur Anies Baswedan sangat lihai dalam memberikan klarifikasi dan kesannya memang kasus-kasus seperti ini tidak perlu dilebih-lebihkan. Dan lagi-lagi Anies seperti dilansir di beberapa media, menyalahkan sistem e-budgeting warisan dari gubernur sebelumnya – Ahok.
Seperti kita ketahui, ramai-ramai soal anggaran lem dan ballpoint yang sangat fantastis itu, gubernur Anies Baswedan menyatakan bahwa sistem e-budgeting Pemprov DKI saat ini yang tidak smart. E-budgeting tersebut adalah warisan era gubernur Jokowi-Ahok.
Ketika ditanyakan wartawan soal pernyataan Anies Baswedan tersebut, Ahok tersenyum dan berkata “Aku sudah lupa definisi smart seperti apa karena Pak Anies terlalu over smart”, seperti dilansir di laman Kompas.com. Sindiran yang sangat tajam, tentu saja bagi tertuju yang masih punya nurani.
Lain Ahok lain William, anggota DPRD DKI dari PSI yang mengunggah kejanggalan anggaran tersebut. Apa yang dikatakan William juga tak kalah pedasnya. "Jawaban Gubernur Anies yang menuding bahwa sistem digital tidak smart juga justru membuktikan ada masalah serius dalam kepemimpinannya," kata William. "Yang terjadi sekarang, Pak Gubernur mengkambinghitamkan sistem dan bawahannya. Kalau beliau baru jadi gubernur selama dua minggu, mungkin bisa diterima. Pertanyaaannya, selama dua tahun ini, kenapa belum juga dikerjakan?" Kata William Aditya Sarana.
Kembali kepada yang dikritik. Masih tidak mau kah melihat kelemahan yang melekat pada dirinya, atau akan selalu menyalahkan orang lain?
Gambar dari Kompas.com