Pencalonan Agus Harimurti Yudhoyono oleh empat partai yaitu PKB, PAN, PPP dan Partai Demokrat di waktu-waktu terakhir dua hari menjelang berakhirnya pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada DKI 2017 penuh kontroversi. Pencalonan yang mengejutkan banyak pihak dan tentu saja menimbulkan spekulasi-spekulasi berkembang di masyarakat yang tak dapat dielakkan. Beda dengan apa yang dilakukan oleh kedua partai lainnya yaitu Gerindra dan PKS yang masih merasa kurang sreg atas pencalonan Sandiaga Uno dan Ali Mardani yang notabene sudah melakukan sosialisasi cukup lama (khususnya Sandiaga Uno), empat partai yaitu PAN, PKB, PPP dan Demokrat memasangkan calon yang benar-benar baru ditelinga masyarakat khususnya DKI. Bagaimanapun juga partai mempunyai tanggung jawab untuk memberikan calon gubernur dan wakil gubernur yang terbaik untuk masyarakat Jakarta.
Yang mengejutkan adalah langkah Partai Demokrat dengan mencalonkan AHY ini mendapatkan respon ketidak setujuan dari anggota Dewan Pembina Demokrat yaitu Hayono Isman. Seperti yang dilansir di kompas.com Hayono Isman mengatakan "Sejak awal saya sudah mendukung Ahok karena saya melihat bahwa sebagai petahana, Ahok – Jarot memiliki prestasi sangat baik. Padahal secara efektif baru menduduki posisi gubernur dan wakil gubernur kurang dari dua tahun." “Calon pemimpin, termasuk yang menjadi kepala daerah DKI Jakarta tak bisa disiapkan secara mendadak."Kalau begitu nanti repot. Demokrasi kita bisa demokrasi dadakan. Itu tidak boleh terjadi"
Tidak Hayono Isman saja yang berseberangan dengan partainya atas pencalonan AHY ini, Ruhut sudah terlebih dahulu melontarkan dukungan terbukanya terhadap gubernur petahana Ahok – Jarot. Menurut Ruhut, keputusannya mendukung gubernur petahana adalah yang terbaik. Pada akhirnya Ahok Djarot lah yang akan memenangi pertarungan meski menghadapi putra SBY.
Lalu bagaimana para netizen menanggapi pencalonan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) ini. Di bawah ini akan kita lampirkan tujuh komentar pilihan suara tokoh.
Andi Nurdin Taba
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus-Silvi adalah Colon potengsial memenangkan PILKADA DKI Jakarta, sosok muda yg tangguh dan berprestasi, Bersih utk jakarta, kami selaku Ketu Propinsi DKI Jakarta dari Serikat Pedagang Pasar Seluruh Indonesia sangat mendukung penuh.
Syahdim Golif
Kata mengabdi sering menyelimuti maksud yg tersembunyi. Seharusnya pengabdian pada Bangsa dan Negara ndak mesti jadi Gubernur. jadilah yg terbaik dibidang mansing mansing. itulah Indonesia Hebat.
Komentatoris vokal
Disayangkan dia aset bangsa bukan aset parpol.......lawannya terlalu berat Anies & Ahok
Jhony Harier
Kalau alasan itu sih cuma dipas-pasin aja. Sebenarnya "master of plan" ditangan SBY. Di tau kapan harus menghemat tenaga dan kapan harus mengeluarkan seluruh tenaga. Untuk apa melawan Ahok-jarot yang sudah diatas angin, mending membranding kader internal untuk pilpres yang akan datang karena Demokrat minim kader internal yang mumpuni untuk capres. Sementara partai lain yang mendukung itu partai pengusung SBY di masa lalu yang mereka udah dapat manisnya jatah menteri tanpa harus dihantui reshufle seperti pemerintahan sekarang ini. Itu kenapa mereka mau aja mendukung calon pilihan SBY yang belum populer tapi akan dipopulerkan di pilkada DKI ini
Surianto Makassar Power
Seberapa besar pengalaman militer dengan pangkat Mayor?
mengorbankan karir militer hanya karena ambisi sebagian orang.
lqueen
meninggalkan tugas negara demi meneruskan usaha bapaknya
Agus Wiebowo
..tetap ada rencana besar dari itu semua,hanya saja kalau tidak jadi sangat di sayangkan karena karier di TNI yang moncer .pertaruhan besar menurut saya, tapi SBY penuh perhitungan, semua sudah ada dalam kalkulasi yang kita tidak tahu..semoga jkt ke depan lebih baik siapapun yang nanti terpilih..
Kata mengabdi sering menyelimuti maksud yg tersembunyi. Seharusnya pengabdian pada Bangsa dan Negara ndak mesti jadi Gubernur. jadilah yg terbaik dibidang mansing mansing. itulah Indonesia Hebat.
Komentatoris vokal
Disayangkan dia aset bangsa bukan aset parpol.......lawannya terlalu berat Anies & Ahok
Jhony Harier
Kalau alasan itu sih cuma dipas-pasin aja. Sebenarnya "master of plan" ditangan SBY. Di tau kapan harus menghemat tenaga dan kapan harus mengeluarkan seluruh tenaga. Untuk apa melawan Ahok-jarot yang sudah diatas angin, mending membranding kader internal untuk pilpres yang akan datang karena Demokrat minim kader internal yang mumpuni untuk capres. Sementara partai lain yang mendukung itu partai pengusung SBY di masa lalu yang mereka udah dapat manisnya jatah menteri tanpa harus dihantui reshufle seperti pemerintahan sekarang ini. Itu kenapa mereka mau aja mendukung calon pilihan SBY yang belum populer tapi akan dipopulerkan di pilkada DKI ini
Surianto Makassar Power
Seberapa besar pengalaman militer dengan pangkat Mayor?
mengorbankan karir militer hanya karena ambisi sebagian orang.
lqueen
meninggalkan tugas negara demi meneruskan usaha bapaknya
Agus Wiebowo
..tetap ada rencana besar dari itu semua,hanya saja kalau tidak jadi sangat di sayangkan karena karier di TNI yang moncer .pertaruhan besar menurut saya, tapi SBY penuh perhitungan, semua sudah ada dalam kalkulasi yang kita tidak tahu..semoga jkt ke depan lebih baik siapapun yang nanti terpilih..
Kompas.com, tempo.co.id, tribunnews.com dan dari berbagai sumber
0 komentar:
Post a Comment