Ada dua kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang terhadap inteligensi yang ada pada dirinya, yaitu :
1. Kita meremehkan kekuatan otak milik kita sendiri, dan
2. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak orang lain.
Akibat dua kesalahan inilah banyak orang merendahkan nilai diri mereka sendiri. Mereka tidak akan pernah berhasil menghadapai situasi dan kondisi yang menantang, karena mereka merasa bahwa untuk melakukan itu diperlukan otak yang cerdas. Dan ia tidak termasuk golongan tersebut. Tetapi apa yang terjadi kemudian?
Akhirnya datanglah orang yang tidak peduli mengenai inteligensi, dan ia mendapatkan pekerjaan itu.
Yang paling penting sebenarnya bukanlah berapa banyak inteligensi yang kita miliki, tetapi bagaimana kita menggunakan apa yang benar-benar kita miliki. Pikiran yang memandu inteligensi akan jauh lebih penting daripada kuantitas kekuatan otak kita. Sekali lagi “pikiran yang memandu inteligensi Anda jauh lebih penting daropada berapa banyak inteligensi yang mungkin Anda punyai”
Jawaban paling bijak untuk pertanyaan, “Haruskah seseorang itu cerdas jika ingin menjadi seorang ilmuwan?” Dr. Edward Teller, salah seorang ahli ilmu fisika terkemuka. Berkata, “Seseorang tidak memerlukan otak yang dapat berpikir cepat (cerdas : admin) agar menjadi ilmuwan, Ia juga tidak memerlukan inteligensi yang menakjubkan, dan juga tidak perlu bahwa ia harus mendapatkan nilai yang sangat tinggi di sekolah . Satu-satunya hal yang paling penting adalah si anak mempunyai minat yang tinggi akan ilmu pengetahuan.” Saya sangat setuju dengan itu, kecerdasan bukan merupakan syarat utama seseorang untuk menjadi ilmuwan atau seorang yang sukses. Ketekunan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada kecerdasan.
Minat dan antusiasme yang besar adalah faktor yang sangat penting bahkan dalam ilmu pengetahuan!
Seseorang yang mempunyai sikap positif, optimistis serta kooperatif walau IQ-nya 100, akan berpeluang lebih besar meraih kesuksesan dalam berbagai hal, baik dari segi penghasilannya maupun respek dari orang lain, dibandingkan dengan orang yang negatif, pesimistis serta tidak kooperatif dengan IQ yang lebih tinggi dari 100.
Jika kita mempunyai ketekunan untuk menggeluti suatu bidang tertentu (tugas atau proyek) hingga selesai, maka itu jauh lebih baik daripada orang dengan inteligensi yang menganggur, walaupun inteligensi yang dimilkinya dalam tingkatan genius.
KETEKUNAN ADALAH 95% DARI KEMAMPUAN.
KETEKUNAN ADALAH 95% DARI KEMAMPUAN.
Disadur bebas dari "Berpikir dan Berjiwa Besar" Oleh David J. Schwartz