Masih hangat
perbincangan para pengamat poltik dan para elite politik tentang pertemuan
Ketua DPR RI dengan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald
Trump. Bahkan mereka sempat photo selfie dan diunggah di situs media sosial,
kini muncul lagi lebih kontroversi yang lebih spektakuler, yaitu pertemuan
Setya Novanto dengan petinggi PT. Freeport.
Pertemuan yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang
Ketua DPR terkait perpanjangan kontrak Freeport, tapi yang lebih memprihatinkan lagi adalah pencatutan nama presiden
dan wakil presiden.
Suasana politik makin panas, atas skandal pencatutan nama
presiden dan wakil presiden yang diduga dilakukan
oleh Ketua DPR Setya Novanto tersebut. Publik pun sudah sangat geram dengan
apa yang telah dipertontonkan oleh segelintir anggota Dewan di MKD yang tidak mempunyai kepekaan moral tersebut untuk memberikan sanksi kepada yang bersangkutan. Apalagi setelah kasus yang terjadi di
Amerika tersebut hanya menjadi sandiwara yang memalukan yang terjadi di MKD
(Mahkamah Kehormatan Dewan). Kini hal yang serupa bisa saja terjadi terhadap
kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden ini.
Orang-orang yang masih punya hati, pastilah geram. Bagaimana
bisa terjadi, pencatutan nama presiden
dan wakil presiden diduga pelakunya adalah seorang ketua dewan, yang seharusnya menjadi
contoh dan pendukung penuh program pemerintah saat ini, yaitu Revolusi Mental.
Bahkan saking geramnya, mantan Ketua Muhammadiyah, Syafi’I Ma’arif
dalam sebuah wawancara dengan Metro TV mengatakan
“Kalau perilaku elite ini tidak berubah, tetap saja mengejar kekeuasaan melalui
harta benda, RI (Republik Indonesia) diganti saja dengan RGI (Republik Garong
Indonesia). Kepalang tanggung”
Yang merasa geram sekali, tentunya tidak hanya Buya Syafi’i.
Banyak dan masih banyak sekali yang malu, geram dan jengkel. Admin sangat yakin,
anak bangsa yang baik masih lebih banyak dari anak bangsa yang buruk. Harapan admin
adalah semoga yang baik-baik itu makin banyak yang bersuara dan melakukan sesuatu.
0 komentar:
Post a Comment