Ketika Sorbannya Dilepas Paksa Di Depan Majelis

Di zaman Imam Ahmad masih hidup ada seorang ulama soleh bernama Al Qasim bin Nu'man Al Ju'i. Pada suatu kesempatan beliau diminta untuk mengisi majelis ilmu di Damaskus dengan topik itsar (mengutamakan/mendahulukan orang lain meski kita sendiri membutuhkan)  Di tengah-tengah sedang berlangsung ceramah, tiba-tiba terjadilah kejadian yang membuat mata hadirin terbelalak bin melongo tak percaya. Seorang laki-laki tak dikenal tiba-tiba menyerobot di tengah keramaian jamaah, kemudian dia langsung melapas paksa sorban yang dipakai Al Qasim tanpa meminta izin tanpa berbicara sepatah pun.
Di zaman Imam Ahmad masih hidup ada seorang ulama soleh bernama Al Qasim bin Nu'man Al Ju'i. Pada suatu kesempatan beliau diminta untuk mengisi majelis ilmu di Damaskus dengan topik itsar (mengutamakan/mendahulukan orang lain meski kita sendiri membutuhkan)

Di tengah-tengah sedang berlangsung ceramah, tiba-tiba terjadilah kejadian yang membuat mata hadirin terbelalak bin melongo tak percaya. Seorang laki-laki tak dikenal tiba-tiba menyerobot di tengah keramaian jamaah, kemudian dia langsung melapas paksa sorban yang dipakai Al Qasim tanpa meminta izin tanpa berbicara sepatah pun.

Hadirin kembali dibuat geleng-geleng kepala, ternyata respon Al Qasim bukannya marah dan mempertahankan sorbannya malah memutar kain tersebut agar laki-laki itu dengan mudah melepasnya.
Setelah itu si laki-laki pun memakai surban Al Qasim dan membaur dengan jemaah yang lain. Para hadirin pun terdiam, sedangkan Al Qasim tetap menyampaikan nasihatnya dan tidak membahas kejadian serta merta yang barusan terjadi.

Sungguh mulia ulama terdahulu, mereka melakukan apa yang mereka nasihatkan. Selaras antara perkataan dan ucapannya. Semoga bisa menginspirasi kita semua untuk meniru sikap yang serupa.

Rasulullah SAW bersabda,“Orang yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya. Barangsiapa berjalan bersama salah seorang saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya sampai selesai, maka Allah akan meneguhkan tapak kakinya pada hari ketika semua tapak kaki tergelincir. Sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amal sebagaimana cuka yang merusak madu.” (HR. Ibnu Abid-Dunya dengan sanad hasan)

Sumber Referensi:
Kitab Thabaqat Al Uliya karya Sirajuddin Abi Hafsh Umar Ibn Ali

Diambil dari statuz @Maz Faren Facebook
Suara Tokoh21
Suara Tokoh Updated at: 6:50 AM
Ketika Sorbannya Dilepas Paksa Di Depan Majelis | Suara Tokoh | 5

0 komentar:

Post a Comment