Baru-baru ini kita dikejutkan dengan peristiwa seorang oknum guru yang menghukum muridnya dengan cara menjilati WC, karena siswa tersebut tidak membawa tugas yang diberikan kepadanya, tepatnya di SD Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Padahal belum lama berselang kita juga mendengar berita yang juga sangat memprihatinkan, yaitu peristiwa atas meninggalnya seorang guru honorer SMA yang diakibatkan oleh penganiayaan yang dilakukan oleh seorang muridnya. Seolah kita tidak diberi kesempatan untuk waktu yang lama, melihat dunia pendidikan kita yang menentramkan dan membanggakan kita semua.
Semoga kejadian-kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Kita semua sudah sangat prihatin, setiap tahun setidaknya ada saja kejadian-kejadian yang membuat miris hati kita semua. Memprihatinkan karena semua itu terjadi di lingkungan pendidikan kita. Untuk mengingatkan saja agar kita selalu waspada dan melakukan pengawasan yang lebih intens, baik oleh pihak yang terkait (dalam hal ini instansi pendidikan) maupun masyarakat pada umumnya bahwa hal di bawah ini pernah terjadi. Kami mengingatkan kembali 7 peristiwa tragis yang pernah terjadi di lingkungan pendidikan kita, yaitu :
Pelecehan Seksual Di JIS
Kasus yang satu ini begitu menghebohkan, karena korban maupun pelaku tidak hanya melibatkan satu atau dua orang. Bahkan diduga cara melakukan pelecehan seksual terhadap para murid JIS tersebut dengan melakukan kerja sama, dimana masing-masing mempunyai tuga tertentu. Terbongkarnya masalah pelechan seksual di JIS ini tahun 2014. JIS sendiri merupakan sekolah TK elite, di mana yang bersekolah di TK tersebut banyak anak-anak orang kelas atas dan ekspatriat yang bermukim di Jakarta.
Guru Meninggal Dianiaya Muridnya
Adalah Ahmad Budi Cahyono, seorang guru honorer SMA Negeri 1 Torjun, Desa Jrengik, dianiaya oleh muridnya sendiri hingga mengakibatkan kematian. Muridnya tersebut tidak terima dan marah ketika ditegur oleh korban dengan cara mencoret pipinya si pelaku dengan menggunakan cat lukis. Ketika itu sempat terjadi pemukulan oleh pelaku kepada korban. Walaupun sudah dilakukan mediasi oleh kepala sekolah, namun rupanya dendam kesumat sudah menguasai pelaku. Pelaku menghadang korban setelah jam pulang sekolah dan kembali melakukan pemukulan yang mengakibatkan pembuluh darah pecah, yang selanjutnya menjadikan musabab meninggalnya guru tersebut.
Guru SD Cabuli Muridnya
Adalah Am, guru SD Negeri 04 Pagi, Srengseng Kembangan, Jakarta Barat melakukan pencabulan kepada sejumlah muridnya. Dalam melakukan aksinya oknum guru ini memilih saat jam istirahat di musholla sekolah. Yang lebih mengejutkan lagi adalah ada aksinya yang dilakukan di depan kelas.
65 Murid laki-laki dicabuli gurunya
Kejadian ini menghebohkan karena saking banyaknya korban pelecehan oleh sang oknum guru tersebut. Kejadiannya di sebuah SD di Surabaya
Meninggal Karena Dihukum Oleh Seniornya
Adalah Ery Rahman, praja baru Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) yang meninggal gara-gara hukuman berlebihan yang diberikan oleh para seniornya. (Bandung, 3 Maret 2000). Praja baru Di IPTDN yang mengalami kekerasan oleh para seniornya juga menimpa Wahyu Hidayat (2 Nopember 2002), Cliff Muntu (3 September 2003), Jonoly Untayanadi (IPDN Sulawesi Utara), 24 Januari 2015.
Meninggal Saat Jalani Ospek
Kasus meninggalnya para mahasiswa baru ketika menjalani Ospek, menyita banyak perhatian karena masih terulang dan terulang lagi. Nama-nama berikut ini setidaknya telah membuktikan bahwa ada yang perlu diawasi dan dibenahi untuk tidak terulang lagi kasus-kasus maut serupa. Fikri Dolas Mantya (12 Oktober 2013). Mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, meninggal diduga akibat tindak kekerasan saat mengikuti Ospek. Erfin Juniayanto (17 Juli 2012), seorang mahasiswa baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang, Dwiyanto Wisnu Nugroho (12 Mei 2008). Mahasiswa baru ITB. Keduanya meninggal ketika menjalani kegiatan Ospek.
0 komentar:
Post a Comment