Tidak lama setelah dilantik, menteri pendidikan yang baru menggantikan Anies Baswedan yaitu Muhajir Effendy, melontarkan wacana Full Day School. Alasan dilontarkannya wacana Full Day School (Sekolah seharian atau bisa juga disebut seharian sekolah) oleh Pak Menteri adalah dalam melaksanakan visi presiden yang tertuang dalam Nawacita, di mana dalam Nawacita tersebut ada program pendidikan. Dalam program pendidikan yang ada di Nawacita, ada disebut pendidikan budi pekerti dan karakter. Dan itu ada di pendidikan level dasar (SD sampai dengan SMP). "Porsinya pendidikan dasar itu, 80 persen pendidikan karakter dan 20 persen pendidikan pengetahuan. Nah waktu itu kita mencari cara bagaimana mengimplementasikannya. Kan dalam Nawacita ukuran pendidikan dasar itu ada 18 butir. Mulai religius, karakter, kreatif, mandiri, cinta Tanah Air, dan seterusnya," Karena 18 butir itu tidak mungkin disisipkan dalam mata pelajaran, maka dari itu wacana penambahan jam sekolah muncul. "Atas dasar itu saya perlu melihat, perlu adanya penambahan waktu baik di SD dan SMP dan itulah karena saya harus mengimplementasikan visi beliau," lanjutnya.
Pak menteri yang baru ini juga mempunyai alasan lain yang melatarbelakangi gagasan Full Day School (seharian sekolah atau sekolah seharian ; penyebutan yang lebih berkarakter sebagai bangsa Indonesia_admin) yaitu : "Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja,"
Menurut pak menteri, kalau anak-anak masih berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orang tuanya seusai jam kerja.
Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua.
Pak menteri pendidikan ini sepertinya mempunyai kekhawatiran yang berlebihan terhadap anak-anak jika pulang dari sekolah lebih awal, sampai-sampai mengatakan tidak menjadi liar ketika pulang sekolah dan orang tua belum pulang dari bekerja. Pertanyaan yang timbul adalah apakah ada jaminan jika Sekolah seharian akan bebaskan anak dari perilaku liar dan tidak berkarakter? Apakah sebagian besar orang tua murid kerja diluar rumah selama delapan jam?
Reaksi masyarakat atas wacana Full Day School sangat beragam, ada yang setuju, setuju dengan catatan, ada yang tidak setuju. Tetapi banyakan yang tidak setuju.
Seperti Prof Daniel Rosyid, Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh (ITS) November Surabaya yang menyatakan bahwa sekolah seharian hanya akan menjadikan siswa tidak terampil dalam segala bidang, khususnya dalam tatanan sosial. Sekolah seharian penuh tersebut selain menyita ruang permainan anak, juga menyalahi konsep yang ditawarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Bagaimana? Ki Hajar Dewantara dalam konsep pendidikannnya menawarkan, pendidikan pertama adalah keluarga, kedua masyarakat, dan yang ketiga baru sekolah. FDS tersbut justru berbahaya jika diterapkan untuk anak Sekolah Dasar (SD). Semakin rendah tingkat akademik siswa, ia diharuskan untuk lebih banyak dipelukan orang tua.
Dari kalangan netizen pun, banyak sekali komentar-komentar yang menolak terhadap wacana FDS (sekolah seharian atau seharian sekolah) ini. Lima komentar di bawah ini mungkin bisa dijadikan sebagai gambaran suara masyarakat pada umumnya :
Utopian Freak
Plus minus nih.. klo ya di luar kota besar memang ga cocok. Tp klo di JKT BDG SBY dimana pola kerja kedua org tua nya sprti sy ya sdh benar. FDS bukan berarti di kelas nya mpe sore.. lelah jg kali. Ya isi dg ekskul, olahraga, hobi dll. Drpd di rmh ga ada ortu, nonton ga terawasi, maen k rmh tmn
muslih ichlasul
Saya juga bagian dr yg menolak model full day, Klu pak anies kan pakai hati ... Hee .. Hee ..
Silvia Daud Burhan
Perhitungkan anak2 yang memang berjuang menghadapi maut yang mau ke sekolah
karena kenyataannya,, murid2 kita banyak yang jarak tempuh ke sekolah sampai puluhan kilo meter dan mereka jalan kaki, melewati hutan, sungai, dan hewan buas
Belum lagi kalau lagi hujan badai..bisa bisa jam 9 malam sampai sekolah
perhitungkan matang2 pak menteri
Susi Riana
orang tua pulang kantor jam 5 sore, diperkotaan pada jam tersebut jalanan sangat macet, sampe di sekolah bisa jadi jam 6 sore, sampe ke rumah bisa jadi juga jam 7 malam? Tentu anak2 pasti sudah cape sekali, keributan akan terjadi antara orang tua dan anak, karena anak pengennya langsung tidur, sementara orang tua mau anaknya mandi dahulu, makan malam, dan belajar (Mengerjakan PR)
Januar Tambunan
FDS utk orang tua yg malas ngurus anak..sangat cocok.......dan bagi yg sayang anak ini sangat mengkwatirkan..apa lagi dari segi dana pasti akan bertambah.. paling tdk utk kebutuhan makan anak...bagi yg ekonomi kecil ...tentu akan kerepotan...
Pendapat sobat sendiri bagaimana mengenai Full Day School (Seharian sekolah) ini? Jika sobat juga tidak setuju atas wacana Full Day School (Seharian sekolah / Sekolah seharian) sebaiknya ikut tanda tangani petisi di Tolak Kebijakan Full Day School Menteri Muhajir.
Dari berbagai sumber
0 komentar:
Post a Comment