Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy

Syaikh Yusuf ini hidup pada tahun 1265-1350 H. di Palestina, Beirut. Melihat masa kehidupannya, beliau adalah seorang ulama agung min ahlillah pada zaman akhir yang luar biasa. Dari sejak kecilnya beliau di pangkuan orang tuanya selalu terdidik agama dengan baik dan hafal Al-Qur’an sampai bagus dan pandai. Kemudian berangkat belajar di Al Azhar Mesir serta mengaji pada pelbagai guru yang agung-agung dari ahli bermazhab empat sampai beliau mendapat ijazah menyebarkan ilmu. Wirid beliau adalah membaca Al-Qur’an setiap tiga hari khatam sekali, malah kemudian seminggu bisa khatam tiga kali. Di samping itu juga berdzikir, mengajar ilmu, mengarang kitab-kitab yang banyak dan ibadah-ibadah lain, beliau ahli tenggelam membaca sholawat dan mahabbah kepada beliau kanjeng nabi saw. Ini terbukti dengan kitab-kitab karangan beliau adalah juga banyak yang mengenai membaca sholawat dan kasidah-kasidah yang ampuh berisi memuji beliau nabi sampai beliau mendapat titel gelar muhibbun nabi / al mutafaaniy fi hubbin nabi saw. (sima atau tenggelam cinta nabi).
Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy1

Kitab-kitab karangan beliau ;

1.    Kitab Sa’aadatud Daaroin.

2.    Kitab Afdholus Sholawat
3.    Kitab Jaami’us Sholawat 
Ketiga kitab tersebut di atas adalah merupakan kumpulan dari sholawat-sholawat yang ampuh karya para wali agung yang belum pernah dikumpulkan dalam kitab semacam ini. Membaca sholawat adalah merupakan wasilah yang terdekat untuk menuju kepada Allah SWT.
4.    Kitab Jaami’u Kaaroomatil Auliya
Kitab ini terdiri dari dua jilid yang tebal. Dalam kitab ini beliau menuturkan nama-nama para auliya beserta keramat-keramatnya sekali yang jumlahnya lebih dari sepuluh ribu keramat yang dimiliki oleh kira-kira seribu empat ratus wali, mulai dari para shabat, para tabi’in dan seterusnya ke bawah. Sebelum kitab ini belum ada kitab yang bisa mengumpulkan yang sampai sekian banyaknya para wali dan keramatnya.
5.    Kitab Nailul Amaaniy fir Roddi ‘Alan Nabhaniy.
Kitab ini bercerita tentang seorang yang sholeh ahli ibadah dan wira’I bertempat di Madinah. Ia berkata ; “Aku punya keanehan begini ; Aku telah terbiasa dan sering sekali bermimpi bertemu beliau nabi saw. Kemudian pernah terputus sementara waktu tidak bertemu nabi, maka aku menjadi sangat susah. Akhirnya bisa bertemu dengan nabi saw lagi, lalu aku bertenya ; “Apakah gerangan yang menghalang-halangi antara aku dan engkau ya Rasulullah?” Kemudian beliau nabi saw menjawab ; “Bagaimana kamu akan bisa melihat aku sedangkan di rumahmu ada sebuah kitab yang pengarangnya mencela dan mencaci maki kepada kekasihku Yusuf An-Nabaniy itu.” Setelah pagi maka kitab itu aku ambil dan aku bakar, kemudian setelah itu aku kembali bermimpi seperti biasanya bertemu dengan beliau nabi saw. Kitab ini isinya menentang karena cenderung fanatik golongan dan menurut alam pikiran yang keliru.
6.    Kitab Syawaahidul Haq
Di dalam kitab ini beliau panjang lebar membicarakan tentang istighosah, tawassul dan ziarah ke makam nabi saw. Makam para auliya dan sholihin dan menolak dengan habis-habisan terhadap perbuatan bid’ah dan orang-orang yang ingkar dan melarang bertawassul dan berziarah kubur terutama kefahaman-kefahaman menurut Ibnu Taimiyah dan para penerus pengikutnya. Sangat jelas sekali diuraikan beserta dalil-dalil dan segala uraian dan cerita sejarahnya mereka. Kitab ini sangat penting sebagai benteng dan pedoman kefahaman kita pada umumnya kaum ahlus sunnah wal jama’ah, agar kita tidak mudah terpengaruh dan ikut-ikutan dengan mereka orang-orang yang anti bermadzhab, anti bertawassul, anti ziarah kubur dan lain-lain dari pada ke bid’ahan mereka bermodernisasi agama.
7.    Kitab Irsyadul Hayaro
Di dalam kitab ini beliau terangkan dengan jelas tentang ketidakbaikan dan bahayanya anak-anak orang Islam memasuki sekolah-sekolahan orang Nasrani.
8.    dll
 
Dan kitab-kitab susunan beliau lainnya semua tecatat ada 46 kitab dan kebanyakan tebal-tebal, bahkan ada yang mengatakan semua mencapai 100 kitab yang penting-penting isinya. Sungguh tidak bisa dibayangkan kehebatan beliau karena sangat menakjubkan dan memusingkan akal, tidaklah akan mampu kalau hanya menuntutً kemampuan orang biasa, kalau tidak disertai dengan adanya keramat, mendapat ilham dan ilmu laduni yang langsung dari Tuhan Allah SWT.

Beliau memperbanyak iqomah di Madinah Al Munawwaroh. Nur ibadahnya dan mengagungkannya sunnatur Rosul terlihat terang pada wajah beliau.

Kemudian beliau wafat di Kota Baerut pada usia 85 tahun dalam keadaan sehat dan kondisi yang giat dan gigih beramal, ibadah dan membaca semua wiridan kebiasaannya.

Sumber “Manaqib 50 Wali Agung” oleh Maftuh Basthul Birri.
Suara Tokoh21
Suara Tokoh Updated at: 9:19 AM
Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy | Suara Tokoh | 5

0 komentar:

Post a Comment