Tradisi tahunan yang selalu ditunggu-tunggu oleh para perantau adalah mudik lebaran. Jarang ada perantau yang dapat menahan untuk tidak melakukan mudik pada saat lebaran tiba. Bertemu dengan sanak keluarga dalam suasana yang special tentunya sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang. Kita akan melihat jalan raya yang sangat ramai selama kurang lebih sepekan sebelum dan sesudah lebaran. Dan sebagian besar yang memenuhi jalan raya adalah kendaraan bermotor roda dua. Mudik lebaran pakai motor dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2015 pemudik yang menggunakan sepeda motor kurang lebih ada 2 juta dan tahun 2016 kurang lebih 5,14 juta unit sepeda motor. Untuk tahun 2017 ini kemungkinan naik juga sangat besar. Kemenhub memperkirakan pemudik yang memakai motor tahun ini mencapai 6,07 juta unit sepeda motor.
Mudik lebaran pakai motor selalu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan, dan tentu saja memicu pro dan kontra. Seperti kita ketahui, penyumbang kecelakaan lalu lintas di musim mudik lebaran selalu didominasi oleh kendaraan roda dua (70%). Kemenhub sendiri tak henti-hentinya menganjurkan agar para pemudik memakai moda tranportasi yang lebih aman. Tidak menggunakan kendaraan roda dua, yang sangat riskan mengalami kecelakaan. Tetapi tetap saja himbauan itu tak mampu menghentikan niat para pemudik untuk menggunakan motor roda dua. Pemerintah tidak mungkin untuk melarang para pemudik menggunakan sepeda motor. Namun untuk menekan angka kecelakaan, pemerintah dalam hal ini Kemenhub menyediakan mudik motor gratis sebanyak 46.225 unit, dan 2.115 unit yang diberangkat oleh pihak swasta, otal ada 48.340 unit sepeda motor.
Bagi yang kontra terhadap penggunaan sepeda motor untuk mudik, tentu memandang orang-orang yang memakai motor untuk mudik adalah orang-orang keliru. Kenapa mesti capek-capek naik motor, kalau naik bus atau kereta api kita bisa tidur, bisa baca buku, tak berdebu-debu. Dan siapa tahu kita ketemu jodoh, duduk berdampingan dengan cewek atau cowok yang cakep (bagi yang masih jomblo) Dan yang jelas, mudik pakai bus atau kereta api jauh lebih aman ketimbang mudik pakai motor.
Irit
Ini tidak bisa dibantah. Tidak ada tuslah (kenaikan ongkos untuk lebaran) –pun naik motor masih lebih irit jika dibandingkan dengan naik bus ataupun kereta api. Apalagi jika berboncengan. Lebaran pasti membutuhkan uang banyak. Kalau ada yang lebih ekonomis kenapa nggak diambil.
Hemat Waktu
Mudik pakai motor dapat menghemat waktu dari pada pakai bus. Kalau pakai bus pasti macet. Kalau pakai motor dapat cari celah dengan mudah untuk tetap jalan. Jika ditanya : “Tetapi kalau pakai kereta api kan nggak macet, kenapa nggak pakai kereta api aja? Kalau kita lihat tidak ada (jarang) pembangunan terminal bus yang dekat dengan stasiun kereta api. Ujung-ujungnya ya kantong kita terkuras juga. Tidak efisien dan mungkin terjebak macet lagi.
Mencari Sensasi
Tidak bisa dipungkiri, naik motor jarak jauh dapat memberikan sensasi tersendiri. Bisa menjadi kenangan yang manis. Apalagi bagi pasangan yang baru menikah.
Bisa Dipakai Di Kampung
Kalau mudik pakai motor, tentu saja akan lebih mudah untuk melakukan jalan-jalan atau silaturrahmi ketika di kampung.
(Maaf) Pamer
Walaupun tidak semuanya. Satu hal ini tidak bisa dipungkiri. Dengan mudik pakai motor seakan-akan ingin memberitahukan kepada keluarga dan orang kampung bahwa yang bersangkutan telah meraih kesuksesan, atau sudah tidak kesulitan lagi dalam kehidupan ekonominya, terlepas dari cara memiliki motornya dengan cara kredit.
Baca Juga ; 3 Musibah Yang Sering Menyertai Mudik Lebaran
Antara yang pro dan kontra terhadap penggunaan motor untuk mudik lebaran memang kadang sulit menemukan titik temu. Yang kontra mengatakan tidak sayang nyawa. Nyawa cuma satu dipertaruhkan untuk hal yang tidak penting banget. Yang pro mudik lebaran pakai motor ganti menjawab.” Kalau sudah habis kontraknya (nyawanya), sedang duduk dikursi juga bisa mati.”
Antara yang pro dan kontra terhadap penggunaan motor untuk mudik lebaran memang kadang sulit menemukan titik temu. Yang kontra mengatakan tidak sayang nyawa. Nyawa cuma satu dipertaruhkan untuk hal yang tidak penting banget. Yang pro mudik lebaran pakai motor ganti menjawab.” Kalau sudah habis kontraknya (nyawanya), sedang duduk dikursi juga bisa mati.”
Terakhir. Admin hanya bisa mendo’akan agar yang pro dan kontra terhadap penggunaan motor untuk mudik, “semoga selamat sampai tujuan”.
0 komentar:
Post a Comment