Kita sekali lagi dikejutkan dengan kejadian penembakan yang dilakukan oleh perampok, yang mengakibatkan tewasnya seorang korban yang bernama Italia Chandra Kirana Putri (22 tahun). Seperti kita ketahui bersama, belum ada seminggu kejadian serupa, perampokan dengan kekerasan juga telah menewaskan Davidson Tonton (30 tahun). Kejadian ini sungguh sangat mengagetkan kita semua. Begitu mudahnya seseorang tega menghilangkan nyawa seseorang untuk alasan yang terlalu sepele. Khususnya kejadian yang menimpa Italia Chandra. Target sasarannya hanya sebuah sepeda motor Beat, itupun tidak berhasi dibawa kabur. Para penjahat itu begitu mudahnya memuntahkan peluru yang mengakibatkan nyawa seseorang melayang. Gejala apakah ini?
Di dalam buku “Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia (2008), Garry van Klinken menuturkan bahwa Jhoni Indo (Mantan kepala gangster Pachinko) perampok yang sangat legendaries itu tidak pernah membunuh seseorang. “Ia tidak pernah membunuh siapapun ketika merampok took emas,” Tulis Garry. Rampas hartanya, tapi jangan rampas kehidupannya. Padahal target sasarannya jauh lebih besar dari pada kasus yang menewaskan Italia Chandra. Total jarahan seorang Jhoni Indo mencapai 100 kg lebih.
Keadaan akhir-akhir ini memang sangat mengkhawatirkan. Nyawa seseorang bisa melayang kapan saja. Untuk alasan-alasan yang sepele, orang sudah memantaskan diri untuk membunuh orang lain. (ingat kasus PSK yang mengejek kliennya “seperti kingkong dan bau, langsung dibunuh). Sungguh mengerikan kan. Banyak mengatakan hokum di Negara kita tumpul, nggak punya taji yang bisa membuat orang berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan, setidaknya bisa membuat jera yang pernah melakukannya.
Kasus kekerasan yang semakin hari semakin meningkat kesadisannya ini harus menjadi perhatian seluruh elemen bangsa, khususnya pemerintah dan lembaga legislative. Jika perlu segera revisi UU utk memberi hukuman yang lebih berat kepada pelaku pembunuhan, sehingga memberi efek jera. Tegakkan hukum untuk mewujudkan keadilan. Bagi segenap masyarakat, sangat disarankan untuk meningkatkan kepedulian kepada sesama. Hindari gaya hidup individualisme dan hedonisme. Hidupkan tradisi hidup gotong royong dan saling tolong menolong. Dan tak kalah penting, adalah meningkatkan kualitas pendidikan khususna pendidikan agama.
0 komentar:
Post a Comment