Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Husayn Al-Baqir

Sementara orang berkata bahwa “Nama kehormatan “ nya adalah Abu Addallah. Julukannya adalah Baqir. 
Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Husayn Al-Baqir1

Dia terkenal alim dalam ilmu-ilmu yang musykil, dan terkenal dengan penjelasan-penjelasannya yang tinggi tentang makna Al-Qur’an. Diriwayatkan bahwa pernah seorang raja, yang ingin membinasakannya, memintanya untuk datang. Ketika Baqir sudah datang, sang raja minta maaf, lalu memberikan hadiah-hadiah kepadanya, dan memperlakukannya dengan baik. Ketika ditanyakan mengapa dia bertindak seperti ini, sang raja menjawab ; “Ketika dia (Baqir) masuk, aku melihat dua ekor singa, satu di tangan kanannya dan satu di tangan kirinya, yang siap menerkamku jika aku hendak berbuat sesuatu yang mencelakakannya.” Dalam keterangannya tentang ayat, “Barangsiapa yang tidak percaya kepada thaghut dan percaya kepada Allah” (QS 2 : 237), Baqir berkata “Sesuatu yang mencegahmu dari merenungkan kebenaran, adalah thaghutmu.” 

Seorang sahabat karibnya meriwayatkan bahwa ketika sebagian malam telah berlalu dan Baqir sudah menyelesaikan dzikir-dzikirnya, dan dia biasa menangis keras kepada Tuhan ; “Wahai Tuhanku, malam telah datang, dan kekuasaan raja-raja telah terkulai, dan bintang-bintang meriap di angkasa, dan semua manusia terlelap tidur, dan Banu Umayah telah istirahat dan menutup pintu-pintu mereka dan telah menempatkan pengawal-pengawal mereka ; dan orang-orang yang menginginkan sesuatu dari mereka telah melupakan urusan-urusan mereka. Tuhan, Engkau lah Yang Hidup, Yang Abadi, Yang Melihat, Yang Mengetahui. Tidur dan kantuk tak dapat menyentuh-Mu. Orang yang tak mengetahui bahwa Engkau adalah seperti yang kulukiskan, tak patut menerima kemurahan-Mu. Wahai Engkau yang tak Bertara, yang kekekalannya tak terlusuhkan oleh siang dan malam, yang pintu-pintu rahmat-Mu terbuka bagi semua orang yang menyeru kepada-Mu, dan seluruh kekayaan yang tak ternilai dilimpahkan atas orang-orang yang memuji-Mu ; Engkau tak pernah mengabaikan si peminta,dan tak ada makhluk di bumi atau di langit dapat mencegah mukmin sejati yang memohon kepada-Mu dari mencapai istana-Mu. Wahai Tuhan, di kala aku mengenang maut, kubur dan hari perhitungan, bisakah aku mendapatkan kegembiraan di dunia ini? Karena aku mengakui Engkau Esa, kumohon Engkau memberiku damai pada saat maut menjelang, tanpa derita, dan bahagia pada saat hari perhitungan, tanpa hukuman.”
Suara Tokoh21
Suara Tokoh Updated at: 3:31 AM
Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Husayn Al-Baqir | Suara Tokoh | 5

0 komentar:

Post a Comment