Ada banyak definisi dan
pengertian tentang apa itu “budaya”. Masing-masing pengertian dan definisinya
tidak jauh dari perspektif keilmuan . Di bawah ini adalah pengetian budaya
menurut pandangan seorang sufi Persia. Di sadur sesuai dengan terjemahan
aslinya.
Budaya atau kultur (adab) berarti
himpunan kualitas-kualitas baik, meskipun dalam bahasa seharai-hari seseorang
disebut berbudaya (adib) bila ia mengenal tata bahasa dan filologi (Arab).
Tetapi kualitas terpuji dan mengatakan bahwa itu berarti “bertindak dengan
benar terhadap Tuhan – baik ketika di depan umum maupun ketika sendirian. Jika
engkau bertindak demikian, engkau “berbudaya” walaupun engkau seorang asing
(yakni bukan Arab), dan jika tidak engkau sebaliknya. Orang-orang yang
mempunyai pengetahuan, dalam setiap hal, lebih terhormat daripada orang-orang
yang mempunyai kecerdasan. Seorang Syaikh ditanya “Budaya itu melibatkan apa
saja?” Dia menjawab “Aku akan menjawabmu dengan mengutip sebuah definisi yang
pernah kudengar, yaitu, “Jika engkau berbicara, pembicaraaanmu hendaknya jujur,
dan jika engkau bertindak, tindakanmu hendaknya benar.”
Suatu pemilahan yang baik dibuat
oleh Syaikh Abu Nashr Sarraj, pengarang Al-Luma’, yang mengatakan “Sehubungan
dengan budaya (adab), ada tiga golongan manusia, yaitu :
Pertama, manusia duniawi, yang budayanya
terutama berupa kefasihan berbicara, retorika, pengkajian serta pengetahuan
tentang percakapan-percakapan malam hari (asmar) raja-raja dan puisi (Arab).
Kedua, manusia keagamaan, yang budayanya
terutama berupa menundukkan jiwa rendah dan mengoreksi anggota tubuh,
melaksanakan aturan-aturan hokum dan menafikan hawa nafsu.
Ketiga, orang yang terpilih (kaum
sufi), yang budayanya sebagian besar berupa kesucian ruhani, mengawasi
kalbu-kalbu mereka, memenuhi janji-janji mereka, menjaga keadaan (hal) mereka,
dan tidak mempedulikan bisikan-bisikan dari luar, dan bertindak dengan benar
dalam posisi mencari atau mendambakan (Tuhan), dalam keadaan-keadaan kehadiran
(bersama Tuhan), dan dalam maqam kedekatan (dengan Tuhan).”
Sumber : Kasyful Mahjub Karya Al Hujwiri
Sumber : Kasyful Mahjub Karya Al Hujwiri