Menjelajah ngarai aku terus mengandang gunung-gunung
Sekilas menyapa awan teriris mendung
Menggantang angan dalam letih perjalanan
Tak harus kupungut saat membiarkan hari terus berceceran
Hingga lungkangpukang aku merenda barisan kenangan
Garis-garis berserak di sudut masa
Titik menebar bergerumut luka
Entah mengapa
seringkali aku terlupa telah meninggalkan hati di pucuk cemari
Melusuh damba jerat hasrat yang meluka
sedang langkahku lesat tanpa nyana
Mungkin di pembaringan musim jarak akan menisbahkan rerasa
Meronce titian langkah dalam irama raga
Menepis luka-luka yang menjelaga
Memilin-memilin kerinduan yang terus menyiksa
Coba kita pejamkan hari, kekasih
Lihatlah dari mata awan lelangit melambai dalam kediaman
Membuhul serpihan-serpihan kenangan yang kita taburkan
Merajut duka-duka yang berlarian
Hingga gerbang waktu luluh memeluk harapan
Karya Nongka Marahim
Sekilas menyapa awan teriris mendung
Menggantang angan dalam letih perjalanan
Tak harus kupungut saat membiarkan hari terus berceceran
Hingga lungkangpukang aku merenda barisan kenangan
Garis-garis berserak di sudut masa
Titik menebar bergerumut luka
Entah mengapa
seringkali aku terlupa telah meninggalkan hati di pucuk cemari
Melusuh damba jerat hasrat yang meluka
sedang langkahku lesat tanpa nyana
Mungkin di pembaringan musim jarak akan menisbahkan rerasa
Meronce titian langkah dalam irama raga
Menepis luka-luka yang menjelaga
Memilin-memilin kerinduan yang terus menyiksa
Coba kita pejamkan hari, kekasih
Lihatlah dari mata awan lelangit melambai dalam kediaman
Membuhul serpihan-serpihan kenangan yang kita taburkan
Merajut duka-duka yang berlarian
Hingga gerbang waktu luluh memeluk harapan
Karya Nongka Marahim
0 komentar:
Post a Comment