Mentari pelan membuka senja,
menawarkan semburat jingga
di ufuk barat, seperti menahan
malam tak segera meremang.
Kubuka catatan peta buram,
tumpukan gelisah, dan ribuan
sejarah memar, serta jutaan
impian yang tak beralamat
memenuhi relung nurani.
Disenja yang meremang masih terus kutanyakan,
sampai kapan kau berhenti
mengetuki rumahku,
dan melempari bunga kering,
sepanjang malam,
dan menawarkan nyanyian gamang.
Karya ; Jupriyadi Iskandar
0 komentar:
Post a Comment